Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Alasan (sok) Mengertinya

Mencoba memahami orang lain di saat penjajakan ndak semudah mengerjakan soal ujian ekonometrika dengan rumus-rumusnya. Eh ekonometrika saja sulit, lah kok dibilang mudah, nah berarti mencoba memahami orang lain itu sulitnya sulit bikin sembelit. Semacam irrasional, tanpa sadar pelan-pelan mempelajari ilmu nujum dan sok-sokan meramal probabilitasnya. Berkali-kali bertanya dalam diri sendiri, apa yang harus dilakukan untuk membahagiakannya, apakah yang sudah dilakukan sudah dapat membahagiakannya, apa dia suka atau ndak, apa dia juga mikir saya atau nddak, apa dia masih sering makan kemenyan atau ndak kok kadang ada kadang menghilang ndak tampak, yang sebenarnya hanya dia yang punya kunci jawabannya. Hanya dia, bahkan ndak orang terdekatnya sekalipun. Namun sebenarnya itu semua dapat terbaca dari saya saat berkomunikasi dengan dia. Sayangnya saya lagi-lagi juga sering ndak menyadari hal ini, dengan kata lain sukses gelap terbutakan. Misalnya ketika men

#tentangayah (dalam rangka Hari Ayah Se-Dunia)

(diunduh dan diunggah dari berbagai tweet pas Hari Ayah Se-Dunia, 20 Juni 2010)   gabiilicious: Bokap slalu ngomong : gak usah! Buat apa?? Tapi dalem ati :: bentar nak, papa tau yang terbaik buat kamu, dan ini belum saatnya elishalazaria: the one and only man that i can trust, love irrevocably incandescently thoroughly till i die. the only man that i wouldnt hate    FaktanyaAdalah :   i don't need a Spiderman, or even Batman. cause i have my own superman, i call him DAD.  Ramadea_L : Klo jalan" sama papa pasti nostalgia trus + kuliner trus willchndra: Dia bgt mempedulikan keluarga sampai tidak mempedulikan dirinya, tp akhirnya kita semua peduli padanya lebih dari apapun qarinaulffa: Kerja keras dari pagi sampe malem cari nafkah buat ngehidupin keluarganya

Thank's Ya Nyit :)

(*backsound: Kerispatih – Kenangan Yang Tertinggal ) Hipotesa awal mengatakan yang namanya masa-masa jatuh cinta itu selalu sangat menyenangkan, pas ke toilet aja serasa lagi di taman bunga, pas ke taman bunga serasa ke toilet ( maklum belum boker 7 hari ), terutama pas masa-masa pedekate meski kita masih ndak tau sendiri apa target yang dijatuhcintai itu juga sama ngerasa demikian. Apa aja deh, bakal dilakukan, jalan ngesot sampai gempor pun bakal dibelain. Saya sendiri memang lagi males juga urusan cinta-cintaan gini lagi, yah karena masih ndak lama juga saya kemarin-kemarin putus ( eh pas itu belum deng, tapi anggap saja “uda ndak bisa dipertahankan lagi” , atau mungkin ini memang gambling terbesar ) gara-gara diskomitmen dari pihak ceweknya. Entah pada situasi-situasi begini saya malah serasa lebih mirip bocah SMP labil yang ndak bisa berpikir jernih mana yang baik mana yang ndak, atau filosofi yang ekstrim ndak bisa membedakan mana e’ek mana e

Mengambil Sikap dari Video Ariel Peterpan

Mencengangkan, begitu kesan pertama saya melihat isu video (yang dikatakan mirip) mas Ariel sama mbak Luna Maya di twitter. Yap, saya pertama kali tau pas malam-malam dari posting twitter teman saya. Saya kira teman saya lagi iseng becanda tengah malam ngasih2 link thread di kaskus yang udah bintang 5, eh pas udah download dan saya tonton, saya speechless geleng2 keren banget videonya . Dari awal yang benar-benar ndak percaya sampai setelah nonton dan mencermati secara detail videonya nurani saya bilang ini benar-benar mas Ariel sama mbak Luna. Dilihat dari gelang yang dikenakan mbak Luna. Cukup, saya bukan bertindak sebagai om Roy Suryo di sini, saya cuma fansnya mas Ariel sebelumnya. Belum genap 24 jam, di kampus juga heboh sekali dengan video (yang dikatakan mirip) mas Ariel sama mbak Luna ini. Semuanya ingin mengcopy dan mendownload. Jam kosong kuliah juga digunakan teman2 di kampus untuk nonton bareng video video (yang dikatakan mirip) mas Arie

Pacaran Itu Bukan Konsumsi Publik

To the point , sebenarnya ini untuk menanggapi seseoarng yang syirik yang sudah membuat isu macam-macam sih ya. Boleh kok anda berkomentar kalau saya pernah menginapkan dan meniduri anak orang di kost, saya menghargai perkataan anda. Tapi komentar anda itu malah bikin saya tersenyum lalu tertawa, yang pertama tahu apa anda tentang saya, yang kedua yah ndak elit poool ta masa begituan yang bisa dibilang ‘sakral’ cuma di kost, yang ketiga apa mungkin itu pengalaman anda sendiri? Monggo silahkan dijawab... Saya pacaran ndak sekalipun punya niat untuk nyari sensasi atau pamer kesana kemari. Ndak pernah saya pas jadian bilang “ eh rek aku jadian loh sama anak ini ”, itu ndeso. Atau pas ketemu sama teman, “ rek kenalno, iki ojobku ”, itu tambah ndeso. Terlebih pas di fb gencar banget ngupload foto (yang mungkin dianggap mesra) bareng pacar, tambah so what ndesone ndeso. Ini bukan saya syirik, bisa aja saya seperti itu namun saya terbiasa membiarkan semua