Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Sepenggal Kisah Pesta Blogger+ 2010

( sebelumnya dilalui melalui perjalanan penuh perjuangan Malang - Jakarta ) Sabtu, 30 Oktober 2010, kurang lebih pukul 09.30 alhamdulillah sampai juga saya di depan gedung tempat berlangsungnya Pesta Blogger+ 2010 , di Epicentrum Walk . Bukannya langsung masuk ke dalam gedung tapi saya masih autis di luar sibuk dengan hp yang emang lagi low ba t parah, demi menghubungi mas Jipeng dan Rossy . Tiket masuk saya ada di mereka. Belum juga dapat menghubungi dan menemui mereka, hp saya meninggal duluan, ini berarti saya harus mencari mereka secara manual di dalam gedung. Saya coba masuk dalam gedung, melewati pemeriksaan barang bawaan dan detector logam dengan santainya, eh tiba-tiba mbak yang di depan saya bilang “ cepetan dek, di belakang ada pak menteri ”. Ealah padahal saya ndak janjian loh sama Bapak Muhammad Nuh, beneran, lah kok bisa-bisanya bareng datangnya. Lumayan ikutan kefoto pas pak menteri masuk gedung, sempat juga ikut-ikutan saliman sama pak menteri hhehee… venue Pesta Blogge

Menyangkut Ketidakpastian Ke Jakarta

Percaya atau tidak, H-3 Pesta Blogger+ 2010 , jujur saya sebenarnya belum ada persiapan sama sekali untuk ke Jakarta menghadiri Pesta Blogger+ 2010. Banyak yang menganggu pikiran dan memang patut dipikirkan. Masih tidak ada kejelasan jika saja saya berangkat akan naik apa, berangkat sama siapa, dan di Jakarta-nya bakal nginap di mana. Apalagi Jumat pagi saya juga masih ada keperluan di kampus yang tidak bisa ditinggalkan. Belum terpikir naik apa nanti ke Jakarta, dengan ketentuan berangkat Jumat sampai Jakarta-nya harus Sabtu sebelum pukul 10.00. Sempat cari tiket pesawat Surabaya - Jakarta eh ternya pas lagi mahal-mahalnya, kalau nemu yang harganya Rp.200-350ribuan saya pasti udah naik pesawat. Sempat tanya-tanya bus Lorena yang langsung dari Malang ke Jakarta berangkatnya pukul 14.00 dan diperkirakan sampai Jakarta besoknya pukul 09.00-10.00an ( jika lancar ), karena saya memikirkan hal yang terburuk ( baca: saya yakin akan molor perjalanannya ), langsung mengurungkan niatan saya unt

Perang Kurs, Perekonomian Kembali Resah?

Belum juga perekonomian pulih seutuhnya pasca adanya krisis finansial di Amerika Serikat (AS) yang berdampak bagi hampir seluruh negara di dunia akhir tahun lalu, ketidakpastian perekonomian di dunia kembali menguat dengan adanya perang kurs. Kurs merupakan nilai penukaran uang antara satu valuta dengan valuta lainnya, yang dibedakan antara kurs beli ( bid/buying rate ) dengan kurs jual ( offer/selling rate ). Jadi jika perang kurs berarti negara yang bersangkutan di dalamnya sedang memainkan kurs jual mereka terhadap valuta lainnya hingga di luar batas normal, dalam hal ini mereka “sengaja” mendepresiasi kurs mereka hingga terlalu rendah ( under value ). Dimulai dari Bank Cadangan Federal Amerika Serikat mencanangkan pelonggaran kuantitatif dengan menggunakan dollar AS untuk membeli berbagai jenis surat obligasi dan aset bermasalah. Serta kebijakan otoritas moneter AS yang mematok suku bunga mendekati nol persen. Hal demikian membuat beberapa mata uang negara lain terapresiasi terhada

Mata Uang Tunggal ASEAN? Ingin Namun Belum Dibutuhkan

Pernah terpikir, keren kali ya kalau punya mata uang seperti Euro yang tidak cuma berlaku di satu negara saja, berlaku untuk beberapa negara se-kawasan. Asyik juga kalau melancong ke Singapura, Malaysia, Thailand dan negara-negara ASEAN lainnya atau ketika ingin membeli barang-barang via online dari sesama negara-negara ASEAN tanpa harus menukarkan rupiah terlebih dahulu. Terkadang juga pernah terbersit keinginan menyederhanakan digit nominal rupiah selain dengan cara redenominasi. Hal yang sebenarnya sempat pernah terpikir beberapa tahun yang lalu dan belakangan muncul lagi. Mata uang tunggal merupakan konsep dimana beberapa negara menyepakati hanya akan menggunakan 1 jenis mata uang dalam segala kegiatan transaksinya dengan negara-negara yang menyepakatinya. Sedangkan ASEAN sendiri merupakan kawasan yang digadai-gadaikan akan memiliki potensi besar menguasai perekonomian di dunia di masa mendatang jika mulai memberlakukan mata uang tunggal tersebut, wajar dianggap demikian menilik pa

PT KA, Benarkah Butuh Kenaikan Tarif?

Seperti diketahui PT Kereta Api (KA) merencanakan adanya tarif baru untuk kereta ekonomi semua jurusan perjalanan, Jabodetabek, jarak menengah, dan jarak jauh. Direktorat Perhubungan Kereta Api Kementerian Perhubungan mengusulkan kenaikan tarif antara 16-62 persen dengan rincian untuk KA jarak jauh 16 persen (Rp 4.000-Rp 8.500), jarak sedang 17 persen (1.000-5.500), jarak dekat 45 persen (Rp 500-Rp 2.000), kereta rel diesel (KRD) 34 persen (Rp 500-Rp 1.500), dan kereta rel listrik (KRL) 62 persen (Rp 500-Rp 2.000). Sebenarnya kenaikan tarif KA ini merupakan wacana lama, sejak tahun lalu namun beberapa kali kenaikan tarif ini tertunda. Adanya ketidakkonsistenan Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, mengenai sikapnya dalam kebijakan kenaikan tarif ini. Beliau yang awalnya mengusulkan, namun hingga saat ini kenaikan tarif tersebut masih tertunda. Terakhir direncanakan akan mulai naik per 1 Oktober 2010, namun pada tanggal tersebut tarif masih tetap belum berubah, dan ketika dikonfirmasi, F