Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

1st Open Mic Stand Up Comedy Malang, My 1st Open Mic Too

Huahhahha, speechless. Baru saja nekat-nekatan nyoba open mic stand up comedy, open mic pertama kalinya di Kota Malang. Beberapa sebelumnya saya menyiapkan materi. Untuk pemula, ternyata susah juga mencari ide materi meski sebenarnya banyak yang dapat dijadikan materi. Salah satu jalan untuk mencari ide bisa dilakukan dengan observasi, apa yang dapat diamati yang sekiranya menimbulkan beberapa pertanyaan dan membuat diri gelisah dengan keadaan tersebut. Ambil saja obyek yang dekat dulu dan yang paling mudah, sedang gelisah sama kekurangan di diri sendiri seperti saya yang punya postur pendek, bisa mengeksplorasi hal tersebut untuk dijadikan materi seperti bagaimana jika punya pacar yang lebih tinggi, bagaimana ketika dianggap masih anak-anak sama orangtua pacar, bagaimana kependekan tersebut ternyata bermanfaat ketika mengantri sembako, bagaimana jika pas duduk sambil nyetir mobil dikira polisi nyetirnya sambil ndlosor tidur, dan lain sebagainya. Materi juga bisa didapat dari observasi

Stand Up Comedy Hadir di Malang, ayey!

Masih sedikit asing ya sama istilah stand up comedy? Gampangnya stand up comedy itu merupakan salah 1 komedi dimana hanya ada 1 orang pelakon komedi, yang disebut comic, yang melawak langsung di atas panggung di hadapan para penonton, semacam monolog gitu. Karena cuma sendirian, jadi stand up comedy menuntut comic untuk memiliki materi joke yang harus benar-benar dikuasainya. Karakteristik dan orientasi comicnya pun juga bermacam-macam, seperti political comic, observation comic, props comic, phisical comic, character comic, improvisionalist comic, dan impressionist comic. Stand up comedy sebenarnya berasal dari Inggris sekitaran abad 18-19 namun berkembang di Amerika. Di Indonesia baru aja belakangan ini marak lagi setelah masa almarhum Taufik Savalas, yang lebih dikenal dengan joke telling-nya dulu. Sebelumnya juga kita sempet mengenal lawakan kritisnya Butet Kertaradjasa. Bisa dibilang saat ini di Indonesia sebagai era-nya Raditya Dika, Pandji, Isman HS, Ernest Praka

PSSI, Jangan Hancurkan Arema!

Ini menyesakkan buat Aremania, termasuk saya. Awalnya ndak terlihat kenapa-kenapa, hari makin bertambah lah kok ternyata lebih menyesakkan gini. Senyum lihat di awal Saktiawan Sinaga, Dian Agus, dan tentunya Arif Suyono memutuskan untuk berkostum biru Arema. Senyum di awal pas masing-masing Arif Suyono dan Saktiawan Sinaga langsung nyetel kompakan nyetak gol awalnya di laga uji coba perdana lawan Martapura, 7-0. Senyum lebih lebar lagi pas juga denger pemain timnas seperti Hamka Hamzah dll yang katanya juga akan berkostum biru Arema. Namun semua berubah jadi kecemasan yang mendalam ketika terdengar Arif Suyono dan salah satu ikon Arema Ahmad Bustomi resmi hijrah ke tim promosi Mitra Kukar, menyusul Zulkifli Syukur yang hijrah terlebih dahulu ke Persib Bandung. Eksodus besar-besaran pun benar terjadi. Menyusul Fakhrudin, Juan Revi, Yongki Aribowo yang juga hijrah dari Arema. Ada apa ini? Bukankah masalah dualisme kepemilikan Arema uda diputuskan dan diselesaikan? Hmmm, sebenarnya saya j